Jumat, 12 Desember 2008

Pemkab Jombang Tidak Optimal Tegakkan HAM

Jombang - Proses penegakan Hak Asasi Manusia (HAM) di wilayah Jombang belum optimal. Beberapa kebijakan daerah yang dikeluarkan oleh Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) dan Pemkab Jombang tidak mencerminkan keberpihakan pemerintah terhadap perlindungan HAM.
Hal itu terungkap saat konferensi pers yang digelar oleh Lembaga Kajian dan Pengembangan Sumberdaya (Lakpesdam) NU Jombang, Lingkar Indonesia untuk Keadilan (LINK) serta Jaringan Islam Anti Diskriminasi (JIAD) Jawa Timur, Rabu (10/12) siang.

Acara yang digelar bersamaan dengan peringatan hari Hak Asasi Manusia (HAM) se-dunia pada 10 Desember ini, terungkap beberapa fakta pembiaran pelanggaran HAM oleh pemerintah. Pemerintah Daerah bahkan dituding banyak melakukan pelanggaran HAM dalam bentuk pelanggaran hak sipil-politik, ekonomi serta sosial budaya.

Direktur Lingkar Indonesia untuk Keadilan (LINK), Aan Anshori mengungkapkan, mandeknya penegakan HAM di wilayah Jombang disebabkan oleh kinerja DPRD dan Pemerintah Kabupaten yang tidak sensitif pada kebutuhan rakyat. Kedua lembaga ini juga terkesan enggan memperjuangkan apa yang menjadi aspirasi masyarakat.

Dalam catatan Aan, pelanggaran HAM di Jombang terlihat nyata karena sering terjadi intimidasi yang menimpa pekerja media dan aktifis LSM saat mencoba mengungkap kasus-kasus krusial. “Sepanjang tahun 2008 ini ada 8 kasus intimidasi dan penganiayaan yang menimpa kawan-kawan pers dan aktifis HAM, dan rata-rata yang terkena intimidasi adalah mereka yang sedang berusaha mengungkap kebobrokan pemerintah daerah,” kata dia.

Pengurus Lakpesdam NU Jombang, Arifah Anas mengungkapkan, belum optimalnya penegakan HAM di Jombang terlihat dari sikap DPRD Jombang dalam membuat peraturan daerah (Perda). Ia mencontohkan, dalam merumuskan Perda prostitusi, legislatif tidak mengkaji secara komprehensif dampak yang akan menimpa perempuan jika perda tersebut disahkan. “Perda prostitusi berpotensi besar untuk mendiskriminasikan kaum perempuan. Dimana dalam perda tersebut, seoalah-olah gerak dari perempuan dibatasi, tetapi hal itu seakan lepas dari kajian dewan,” katanya.

Ia menambahkan, pelanggaran HAM yang dilakukan Pemkab Jombang terlihat pada tidak mampunya pemerintah melindungi petani. “Setiap petani butuh pupuk, pupuk yang dibutuhkan tidak ada, dan saat panen harga selalu anjlok, akhirnya petani selalu dirugikan. Ini membuktikan bahwa pemerintah tidak mampu melindungi kepentingan petani,” tandas Arifah Anas.

Selain beberapa pelanggaran HAM diatas, Lakpesdam NU Jombang, LINK serta JIAD Jatim juga mencatat terjadinya pelanggaran HAM pada ranah hukum. Kasus salah tangkap pada Kemat Cs yang terjadi beberapa waktu lalu, membuktikan telah terjadi penyalahgunaan wewenang berlebihan terhadap proses hukum yang berlaku oleh aparat penegak hukum. “Terjadinya kasus salah tangkap ini adalah bukti bahwa aparat penegak hukum tidak optimal dalam menjalankan tugasnya,” tandas Aan Anshory seusai acara konferensi pers. (Ms) sumber http://www.lakpesdamjombang.org/

Selasa, 09 Desember 2008

Harga turun, BBM Sulit Didapat

Jombang – Turunnya harga bensin senilai Rp. 5.500,- tidak serta merta membuat masyarakat senang. Pasalnya, turunnya harga bahan bakar primadona ini tidak disertai dengan kemudahan untuk mendapatkannya.
Sugianto (28), warga Desa/Kec. Ngoro – Jombang mengaku kesulitan mendapatkan bensin di Stasiun Pengisian Bahan bakar Umum (SPBU) disekitar tempat tinggalnya. Ia mengatakan, sudah dua SPBU yang didatangi namun bahan bakar yang dicari tidak tersedia. “(kelangkaan BBM) ini terjadi sejak harga bensin diturunkan.” Kata dia, Senin (8/12) petang.

Sementara itu, Marsini (32) salah seorang karyawan SPBU di jalan Soekarno Hatta mengaku, persediaan bensin di SPBU tempatnya bekerja sudah telat sejak Minggu (7/12) pukul 11.00 siang. Selain mengalami keterlambatan, pasokan BBM jenis premium juga dikurangi dari jatah biasanya karena harus dibagi dengan delapan SPBU lainnya. “Soal penyebab keterlambatan kita tidak tahu pasti,” ungkap Marsini.

Situasi di SPBU Jalan Hasyim Asyari juga tidak jauh berbeda. Antrian panjang terjadi meskipun bensin jenis premium telah habis. Pelanggan SPBU tersebut terpaksa mengisi kendaraannya dengan bahan bakar jenis Petramax. Salah seorang karyawan yang enggan disebut namanya mengaku situasi seperti itu biasa terjadi dan di SPBU tempatnya bekerja. “Di sini tidak pernah mengalami keterlambatan pengiriman, antrian kali ini disebabkan jumlah pembeli yang meningkat dari hari-hari biasanya.” Kata dia.

Dian (23), karyawan SPBU di jalan Gatot Subroto mengatakan keterlambatan pengiriman bahan bakar memang terjadi. Namun dia tidak dapat menjelaskan penyebab keterlambatan tersebut. (Eka Rimawati) sumber http://www.lakpesdamjombang.org/

Kamis, 27 November 2008

Stop AIDS Kasih Sayang dan Keteladanan

Hari AIDS se dunia di Kabupaten Jombang di peringati pada 1 Desember 2007. Peringatan Hari AIDS diselenggarakan di Halaman Kantor Pemkab Jombang. Dihadiri Wakil Bupati selaku Ketua KPA Jombang, Sekdakab Jombang, Wakapolres, Pimpinan Unit Kerja Lingkup Pemkab Jombang, LSM JCC, Lapesdam NU, Pemuda Muhammadiyah, LSM Paramitra, Koalisi Perempuan Indonesia, PPI dan Komunitas Otomotif.
Ketua KPA (Komisi Penanggulangan AIDS) Jombang Drs. H. Ali Fikri menekankan bahwa berbicara tentang AIDS di Kabupaten Jombang bukan hanya menghitung jumlah penderita HIV/ AIDS yang saat ini sudah mencapai 30 kasus. Yaitu 10 kasus HIV 20 kasus AIDS dan 14 orang diantaranya telah meninggal dunia. Sesuai dengan tema STOP AIDS yakni tepati janji, kepemimpinan, keteladanan dan kasih sayang, marilah kita bersama-sama mencegah penyebaran HIV/AIDS. “Saatnya pelajar memimpin penanggulangan AIDS, arti memimpin disini untuk memimpin diri sendiri syukur-syukur bisa memimpin lingkungannya untuk penanggulangan AIDS”, kata Drs. H. Ali Fikri
Pada kesempatan tersebut disampaikan hadiah kepada pemenang lomba Poster dalam rangka Hari AIDS se Dunia. Juara I – Oktavirna Faradhysa dari SMAN 2 Jombang
Juara II – Jujuk Prastyo dari SMAN 3 Jombang dan Juara III – Kartikadiosa dari SMAN 2 Jombang dan Juara Favorite Aldi Reza Pambudi dari SMAN 2 Jombang masing-masing mendapatkan Trophy, piagam dan uang.
Bulan Desember ini KPA dan BNK Jombang akan menyelenggarakan Pelatihan Relawan untuk pelajar, ini sebagai tindak lanjut bahwa Saatnya Pelajar Memimpin Penanggulangan AIDS.
Dengan membawa lilin yang menyala seluruh peserta melakukan long march bersama Drs. H. Ali Fikri, Sekda dan Wakapolres disepanjang jalan Wahid Hasyim, Alon Alon, Jl. A. Dahlan , Jl.Agus Salim, Jl. Setia Budi dan kembali ke Pemkab. Kemudian dilanjutkan dengan teatrikal, musik dan puisi serta testimony dari ODHA.(kw) sumber http://www.jombangkab.go.id

Selasa, 18 November 2008

Kualitas Guru SD dan MI di Jombang Memprihatinkan

Jombang,Kualitas guru sekolah dasar di Kabupaten Jombang, Jawa Timur, di bawah standar. Dalam uji kompetensi yang diikuti guru kelas dan bidang studi sekolah dasar dan madrasah ibtidaiyah (MI) beberapa waktu lalu, banyak guru yang mendapatkan nilai 2 dan 5.
Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Jombang Setyo Darmoko mengatakan, kondisi tersebut sangat memprihatinkan. Hal itu mengindikasikan adanya masalah pada mutu pendidikan di Jombang.

Menurut Setyo Darmoko, dari 825 guru SD dan MI yang mengikuti ujian kompetensi, hanya 1 guru yang memenuhi standar dengan nilai 8 pada bidang studi Bahasa Indonesia. "Untuk bidang studi seperti Matematika dan IPS nilai para guru masih baik. Namun tidak demikian dengan nilai IPA yang di bawah standar, yakni 2 dan 5," ujar Setyo ketika ditemui di Surabaya, Selasa (18/11).

Setyo menjelaskan, untuk materi Didaktik Metodik yang juga diberikan selama uji kompetensi, tidak ada satu pun guru yang lolos ujian. Menurut dia, 352 atau 42% guru peserta uji kompetensi hanya mendapat nilai 4 dengan nilai rata-rata 40.

Menurut dia, guru kelas dan bidang studi di Jombang tidak pernah mendapatkan penyegaran ilmu per bidang studi. Selama ini pelatihan yang diberikan kepada guru masih sebatas pengenalan sistem dan kurikulum. "Saya akui banyak guru di Jombang yang ketinggalan dalam hal penerapan kurikulum baru. Sehingga secara tidak langsung, meninggalkan pendalaman bahan mengajar."

Setyo Darmoko berjanji akan lebih meningkatkan kualitas guru di Jombang. Di antaranya dengan mengintensifkan pelatihan yang berkaitan dengan kurikulum baru. "Jika kita tidak mengubahnya, saya khawatir kualitas pendidikan anak didik di tingkat SD dan MI tersebut," katanya. Sumber http://www.lakpesdamjombang.org/

Kamis, 06 November 2008

JAGUNG GAGAL BERBUAH, PETANI TERANCAM MERUGI

Jombang – Sejumlah petani asal Desa Kalang Semanding Kecamatan Perak Kabupaten Jombang kelimpungan dan terancam merugi. Pasalnya, tanaman jagung seluas 20 hektar yang mereka tanam gagal berbuah.
Kondisi ini makin memberatkan petani sebab selain terancam gagal panen, mereka juga harus menanggung beban mengembalikan dana kredit kepada PT Dupont Indonesia, sebuah perusahaan benih yang bekerjasama dengan petani untuk membudiyakan benih jagung jenis Pioneer.

Menurut petani setempat, kesepakatan kerjasama antara petani dengan PT Dupont Indonesia berawal dari tawaran pihak perusahaan benih tersebut yang memberikan contoh-contoh hasil panen jagung jenis Pioner. Karena tertarik dengan iming-iming hasil maksimal, 35 petani yang areal lahannya berada di wilayah Dusun Ngrombot Desa Kalang Semanding sepakat menjalin kerjasama.

Dijelaskan oleh Suyitno (35), salah satu tawaran menggiurkan dan mampu menarik minat petani sehingga sepakat bekerjasama untuk menanam jagung jenis Pioneer adalah harga beli dari perusahaan senilai Rp. 2.900,-/Kg. "Awalnya petani enggan bekerja sama namun setelah ada tawaran harga Rp 2.900,- perkilogram, akhirnya petani mulai menanam jagung Pioneer tersebut,” kata ketua kelompok tani jagung Pioneer ini Kamis (6/11) siang.

Akibat kondisi tanaman jagung yang tidak memuaskan karena tidak dapat berbuah, sebagian besar petani enggan memanen jagungnya. Menurut mereka, hasil panen yang didapatkan tidak sesuai dengan biaya produksi yang sudah di keluarkan. ”Namun ternyata biaya produksi cukup besar dan jagung tidak memberi buah yang memuaskan, akhirnya petani rugi besar." Lanjut pria berputra 3 ini di kediamannya.

Suyitno menjelaskan, kerugian yang diterima petani terbilang cukup besar. Pasalnya, selain membutuhkan biaya produksi cukup besar, jagung jenis Pioneer yang mereka tanam juga membutuhkan perawatan yang rumit karena rentan dengan hama ulat.

”Seharusnya yang diberikan Pioneer jenis S namun ternyata jenis M, ini tidak sesuai sampel, sehingga kami para petani merasa dijadikan sebagai kelinci percobaan,” tandas petani yang juga ahli bikin gigi ini dengan nada kecewa.

Selain harus menanggung kerugian dari gagal panen tanaman jagung, petani setempat juga terbebani dengan keharusan mengembalikan dana kredit kepada perusahaan. Dalam salah kesepakatan antara PT Dupont Indonesia dengan petani, setiap hektar lahan pertanian yang ditanami jagung jenis Pioneer mendapatkan pinjaman tanpa bunga sebesar Rp. 3,5 juta. Pinjaman tersebut harus dikembalikan kepada perusahaan saat masa panen.

"Menurut saya, karena petani sudah mengeluarkan banyak biayanya dan sudah jelas merugi, perusahaan diharapkan secara formalitas membebaskan beban pinjaman dan memberikan kompensasi dari kerugian yang telah ditanggung petani." Tandas Suryono, petani jagung yang juga perangkat Desa Kalangsemanding.

Ia menambahkan, akibat kondisi ini beberapa petani merasa enggan untuk menanam kembali jenis jagung yang sudah membawa kerugian bagi mereka.

Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Jombang, Suhardy, saat dikonfirmasi menyatakan tidak begitu memahami klausul perjanjian antara petani dengan PT Dupont Indonesia. ”Yang saya tahu, itu adalah komitmen perusahaan dengan petani. Kalau memang ada masalah ya harus diselesaikan diantara meraka,” kata Suhardy. Sumber http://lakpesdamjombang.org/


47% PEMILIH GOLPUT PADA PUTARAN KE DUA

Narishakti-jombang. Ketidakpercayaan masyarakat terhadap pemerintahan di Provinsi Jawa Timur meningkat. Sebanyak 47% dari 29 juta pemilih tidak menggunakan hak suara dalam Pemilihan Kepala Daerah Jawa Timur putaran II, Selasa (4/11).
Adam Kamil dari Lembaga Survei Indonesia mengatakan, tingginya jumlah golput hampir merata di seluruh Jatim. Misalnya di Kota Batu, Malang, pada Pilkada putaran pertama partisipasi pemilih mencapai 70,24%, namun pada putaran II hanya sekitar 60%. " Satu-satunya wilayah yang mengalami kenaikan partisipasi pemilih adalah kawasan Malang Raya, yakni dari 39% pada putaran I menjadi 50% pada putaran II."

Menurut Adam, keengganan warga menggunakan hak pilih disebabkan beberapa faktor. Di antaranya, kejenuhan, minimnya sosialisasi KPU, dan minimnya tingkat pengenalan warga terhadap sosok calon gubernur. "Sebagai contoh, di Kota Madiun masyarakat harus memilih tiga kali, yakni Pilgub putaran I, Pilwali (Pemilihan Wali Kota), dan Pilgub putaran II. Selain itu, kinerja KPU Jatim juga tidak maksimal dalam mensosialisasikan pilgub."

Di tempat terpisah, anggota KPUD Jatim Arif Budiman mengaku pesimistis dengan tingkat partisipasi pemilih pada Pilgub putaran II. Menurut dia, minimnya partisipasi pemilih karena banyak TKI asal Jatim yang tidak menggunakan hak suara. Dia juga mengakui tidak maksimalnya sosialisasi. "Waktunya pendek sekali, sehingga kami hanya mengoptimalkan kemampuan yang ada," ujar Arif.

Berdasarkan hasil penghitungan cepat (quick count) beberapa lembaga survei seperti LSI, LSN, SSC, dan Puskaptis, pasangan Khofifah Indar Parawansa - Mudjiono (Kaji) unggul dibandingkan pasangan Soekarwo - Saifullah Yusuf (Karsa), dengan rata-rata perolehan suara 50,6% berbanding 49,3%. Hanya Pusat Studi Demokrasi dan HAM Universitas Airlangga yang melansir hasil survei kemenangan pasangan Soekarwo - Saifullah Yusuf dengan perolehan suara 50,1% : 49% Sumber : http://lakpesdamjombang.org/

Senin, 15 September 2008

ANALISIS USAHA TERNAK


ANALISIS USAHA TERNAK
PENGGEMUKAN ITIK JANTAN
BALAI PENGKAJIAN TEKNOLOGI PERTANIAN KARANGPLOSO
INSTALASI PENELITIAN DAN PENGKAJIAN TEKNOLOGI PERTANIAN
WONOCOLO
1997
Pendahuluan
Keberhasilan suatu paket teknologi tidak hanya ditentukan oleh aspek
teknisnya saja, akan tetapi faktor sosial dan ekonomi juga memegang peranan
penting. Dari aspek sosial penyerapan teknologi akan berjalan cepat jika
teknologi tersebut betul-betul sesuai dengan kebutuhan dan kemampuan
petani. Sedangkan dari aspek ekonomi, paket teknologi mempunyai tingkat
kelayakan ekonomi lebih tinggi dari teknologi petani.
Untuk menggambarkan apakah paket teknologi usahatani penggemukan itik
jantan selama 2 bulan dengan cara intensif menguntungkan, maka dalam
tulisan ini dianalisis dengan analisis biaya persatuan hasil, titik impas pulang
modal dan analisis pendapatan cabang usaha tani.
BIAYA
Didalam perhitungan ekonomi usaha penggemukan itik jantan, biaya yang
harus diperhitungkan adalah:
1. Biaya tetap
Yang termasuk biaya tetap adalah biaya pembuatan kandang dan
perlengkapannya atau penyusutan. Untuk biaya tanah sukar ditaksir,
karena kandang hanya diletakkan pada tanah yang kurang produktif dan
relatif tidak luas.
Tabel 1. Investasi kandang dan peralatan (Rp) untuk 150 ekor itik
Nilai Masa pakai Penyusutan
(Rp) (Th) tiap 2 bulan
(Rp)
- Kandang 150.000,- 5 5.000,-
- Peralatan 30.000,- 3 1.700,-
(tempat pakan
& minum)
Total 180.000,- 6.700,-
2. Biaya tidak tetap (variable).
Biaya tidak tetap meliputi biaya sarana produksi dan tenaga kerja. Dalam paket
teknologi penggemukan itik jantan dibutuhkan meri jantan umur 1 hari (DOD) 150
ekor senilai Rp. 45.000,- dan vitachick senilai Rp. 18.000,-, untuk pakan dengan
rincian dedak 500 kg senilai Rp. 125.000,-, konsentrat 250 kg (5 sak) senilai Rp.
225.000,- dan menir 300 kg senilai Rp. 150.000,-. Dalam perhitungan ini tenaga
kerja keluarga tidak diperhitungkan sebagai biaya.
PENDAPATAN
Dari hasil paket teknologi penggemukan itik jantan selama 2 bulan didapatkan hasil
berat badan rata-rata 1,70 kg/ekor dengan harga jual perekornya Rp. 5.000,-, sehingga
total penerimaan dari penjualan 150 ekor itik adalah Rp. 750.000,-, dengan jumlah
pendapatan Rp. 180.300,-. Biaya untuk membesarkan 1 ekor itik jantan selama 2 bulan
adalah Rp. 3.800,-, agar mendapatkan untung harga jual itik harus lebih besar dari Rp,
3.800,-. Sedangkan titik impas pulang modal yaitu 6 ekor, maksudnya untuk mendapat
keuntungan jumlah pemeliharaan harus lebih besar dari 6 ekor.
Tabel 2. Analisis usaha tani penggemukan itik jantan selama 2 bulan dengan
jumlah itik 150 ekor.
No. Uraian Jumlah Rp.
1. Biaya tetap - 6.700,-
(penyusutan)
2. Biaya tidak tetap
a. Bibit meri umur 150 ekor 45.000,-
1 hari (DOD)
b. Pakan
- dedak 500 kg 125.000,-
- Konsentrat 5 sak 225.000,-
- menir 300 kg 150.000,-
c. Vita chick 3 bungkus 18.000,-
3. Total biaya - 569.700,-
4. Total penerimaan 150 ekor 750.000,-
5. Pendapatan - 180.300,-
6. Biaya Persatuan - 3.800,-
Hasil
7. Titik Impas Pulang 6 ekor -
Modal
CATATAN :
1. Data harga yang berlaku pada bulan Juli tahun 1997
2. Perhitungan tersebut hanya berlaku untuk itik jenis besar Tegal
3. Peternak sudah biasa memelihara itik, sehingga tingkat kematian 0%.
4. Agar mendapat keuntungan yang layak, dianjurkan memelihara dengan jumlah
itik minimal 300 ekor.
Oleh : Eka Yogawati
Sumber : Data yang diolah dari hasil pengkajian
Diproduksi : IPPTP Wonocolo
Sumber Dana : APBD Tk. I Jatim Tahun Anggaran 1997/1998

ANALISA USAHA TANI MINA PADI


ANALISA USAHA TANI
MINA PADI

Mina padi adalah salah satu tipe budidaya ikan di sawah dimana ikan dan padi
ditanam secara bersama-sama.
Untuk usaha ini tidak diperlukan kekhususan konstruksi sawah, hanya saja perlu
dibuatkan kemalir (caren), yaitu semacam parit disekeliling dalam petakan sawah
dengan diagonal atau menyilang pada petakan sawah. Kemalir ini berfungsi sebagai
tempat berlindung ikan dan untuk memudahkan dalam pemanenan ikan. Ukuran
lebar kemalir umumnya berkisar antara 40 - 60 cm dengan kedalaman air 40 cm.
Jenis ikan yang biasanya dipelihara dengan cara ini antara lain : ikan Mas, Karper,
Tawes, Nilem, Mujair dan Nila. Ikan mas dan Karper merupakan jenis-jenis yang
paling baik dipelihara di sawah karena ikan-ikan tersebut tumbuh dengan baik
dengan air dangkal serta tahan panas.
Penebaran ikan dilakukan setelah padi berumur 5 - 7 hari dengan lama
pemeliharaan ikan disawah sebaiknya 60 hari.
Sasaran dari usaha pemeliharaan ikan bersama padi ini adalah untuk meningkatkan
pendapatan petani, karena disamping hasil tanaman padi, diperoleh juga tambahan
hasil berupa ikan. Selain itu nilai gizi keluarga dapat terpenuhi serta resiko
kegagalan panen dapat dikurangi.
PERSYARATAN SAWAH UNTUK MINA PADI
1. Tersedianya air yang cukup serta pengairan yang baik selama pemeliharan dilakukan, agar ikan tidak mengalami kekurangan air.
2. Sawah harus subur. Untuk itu berilah pupuk bila diperlukan.
3. Sawah harus bebas banjir.
4. Sawah mudah dikeringkan agar memudahkan perawatan tanaman
padi, juga agar memudahkan dalam pemanenan ikan nanti.
5. Tanah sebaiknya agak liat, gunanya untuk menjaga tetap tersedianya
air dalam sawah.
6. Aman dari bahaya pencurian.
Berapakah besar tambahan hasil dari pemeliharaan ikan ?
Berikut disajikan contoh perhitungan biaya dan pendapatan usaha tani mina padi ini.
I. USAHA PENBESARAN BENIH
- Jumlah benih untuk sawah 1 Ha 50.000 ekor (ukuran 1-3 cm).
- Harga benih : Rp. 25/ekor
- Panen diharapkan setelah 1 bulan pemeliharaan, pada ukuran 5-8 cm
dengan harga jual Rp. 75/ekor.
- Mortalitas 30 %
- Jumlah panen untuk 1 kali tebar = 50.000 - (30/100 x 50.000) =
35.000 ekor
- Pemberian pakan tambahan Dedak halus 2 x 3,5 kg/hari, harga dedak
Rp. 100/kg
- Selama dua bulan dapat dilakukan 2 kali penebaran untuk masa
pemeliharaan masing-masing 1 bulan.
Perhitungan
A. Biaya yang dikeluarkan
- Pembelian benih: 2 x 50.000 x Rp. 25.- = RP. 2.500.000.
- Pembelian pakan: 2 x 2 x 3,5 N 30 x Rp. 100,- = Rp. 42.000,
- Upah tenaga kerja Rp. 45.000,-
-----------------------------------------------------------------------------------------------
Total biaya Rp. 2.587.000,-
B. Pendapatan
- Jumlah panen : 2 x 35.000 ekor = 70.000 ekor
- Nilai jual : 70.000 x Rp. 75, = Rp. 5.250.000,
- Keuntungan Rp. 5.250.000 - Rp. 2.587.000 = Rp. 2.663.000,-
Revenue Cost Ratio ( R/C )
5.550.000
--------------- = 2,03
2.587.000
Benefit Cost Ratio ( B/C )
2.663.000
--------------- = 1.03
2.587.000
II. USAHA PEMELIHARAAN IKAN KONSUMSI
A. Biaya yang dikeluarkan
- Benih : 5.000 x Rp. 150,- = Rp. 750.000,-
- Pelet : 2 x 12 x 60 x Rp.500,- = Rp. 720.000,-
- Upah kerja : = Rp. 45.000,-
Total biaya = Rp. 1.515.000,-
B. Pendapatan
- Jumlah berat ikan yang dipanen 4.500 ekor ukuran 1 kg = 4 ekor
4.500 x 250/1000 kg = 1.125 kg.
- Nilai jual ikan = 1.125 x Rp. 3.000,- = RP. 3.375.000,-
C. Keuntungan
Rp. 3.375.000 - Rp. 1.515.000 = Rp. 1.860.000,-
Revenue Cost Ratio ( R/C )
3.375.000
-------------- = 2,20
1.515.000
Benefit Cost Ratio ( B/C )
1.860.000
--------- ------ = 1.20
1.515.000
Dari perhitungan diatas dapat disimpulkan bahwa usaha ini menguntungkan.
Kenyataan ini di tanah air kita terbukti bahwa pemerintah lewat Departemen
Pertanian telah merencanakan menaikkan jumlah propinsi peserta program usaha
mina padi ini dari 2 propinsi menjadi 14 propinsi untuk kegiatan musim tanam tahun
mendatang.
AF/008/92
S u m b e r: Dinas Perikanan Dati I Irian Jaya

Rabu, 23 April 2008

ASPIRASI DIABAIKAN, GELAR MUSRENBANGDES KHUSUS PEREMPUAN


http://lakpesdamjombang.org/home/index.php?option=com_content&task=view&id=148&lang=en&Itemid=1

Jombang - Perempuan Desa Bongkot, Peterongan, Jombang, pada Selasa (11/3) pagi, menggelar Musyawarah Perencanaan Pembangunan Desa (Musrenbangdes) khusus perempuan. Acara ini dilangsungkan karena hasil Musrenbangdes yang dilaksanakan oleh pemerintahan desa beberapa waktu lalu, dinilai tidak memenuhi aspirasi perempuan.
Perempuan setempat cukup antusias mengikuti acara yang digelar di kantor desa ini. Beberapa anggota DPRD Jombang, diantaranya Saihul Atho’ dan Hj. Muflihah Tamim tampak hadir pada acara tersebut. Staff Dinas Pertanian Kabupaten Jombang, Sutini, juga turut hadir dalam forum yang diselenggarakan untuk media menyampaikan aspirasi perempuan.

Darsih, salah seorang petani perempuan yang turut serta dalam Musrenbangdes perempuan, mengungkapkan kesulitan keluarganya karena biaya produksi pertanian tidak sebanding dengan pendapatan hasil panen yang diperoleh. ”Semua permasalahan yang terjadi, membuat kami (petani) semakin kesulitan dalam menata perekonomian keluarga.” terangnya, sebagaimana dikutip Suara Warga FM Jombang.

Mengatasi persoalan petani harusnya dimasukkan dalam agenda Musrenbangdes. Karena salah satu masalah nyata yang ada di desa adalah pertanian. ”Masyarakat harus memasukkan setiap masalah yang ada di desa kedalam musrenbangdes,” tegas Sutini, Dinas Pertanian Jombang. Ia menambahkan, Sejauh ini masyarakat hanya berharap pemerintah akan lebih memperhatikan petani-petani kecil tetapi tidak mengagendakan masalahnya dalam Musyawarah Perencanaan Pembangunan ditingkat Desa. [MD/Suara Warga FM Jombang]

Aktivis Gender Juga Mau Musrenbang Perempuan

Laporan: Aqsa Riandy Pananrang, dilaqsa@yahoo.co.id

Makassar, Tribun - Aktivis gender dan kaum perempuan di Makassar dan sekitarnya menuntut terselenggaranya musyawarah rencana pembangunan (musrenbang) khusus kaum wanita.
Ini untuk mengakomodir kepentingan wanita dalam alokasi anggaran pendapatan dan belanja daerah (APBD) Makassar

Kesepakatan tersebut lahir dalam Seminar Sehari Penguatan Jaringan dan Koordinasi Advokasi APBD Kota Makassar yang Responsif Gender di Hotel Royal Regency, Jumat (22/2), yang digelar FPMP Sulsel bersama The Asia Foundation.

Kegiatan ini menghadirkan Wali Kota Makassar Ilham Arief Sirajuddin dan Direktur Idea Yogyakarta Rinto Adriono sebagai pembicara.

“Selama ini, memang keterwakilan kaum perempuan dalam penentuan APBD masih kurang termasuk alokasi anggaran karena kurang dilibatkan dalam musrenbang baik tingkat kelurahan hingga kecamatan,” kata Koordinator Umum FPMP Sulsel Zohra Andi Baso di hadapan ratusan aktivis perempuan dari berbagai organisasi kewanitaan di Sulsel.

Ke depan, aktivis yang getol menyuarakan kepentingan perempuan ini berharap keterlibatan kaum wanita tidak lagi menjadi pernak-pernik namun bisa berperan dalam penentuan kebijakan.

Technical Asistance FPMP Rinto menambahkan selama ini alokasi anggaran daerah untuk kepentingan perempuan utamanya kaum ibu masih jauh dari keberpihakan padahal sejauh ini kontribusi pendapatan asli daerah (PAD) berasal dari perempuan.

“Misalnya retribusi pelayanan kesehatan. Di Makassar saya dengar salah satu penyumbang terbesar PAD dari kebersihan, jelas yang bayar retribusi kebanyakan ibu-ibu rumah tangga,” jelasnya.(*)

ASAL USUL HARI PEREMPUAN SEDUNIA


Hari Perempuan Sedunia dilahiri pada ketika zaman yang penuh bergelora dengan krisis dan pergolakan sosial yang besar. Kelahiran pada waktu ini telah membentuk budaya Hari Perempuan Sedunia ini dipenuhi dengan tradisi protes dan jua aktivisme politik.

Sebelum tahun 1910 iaitu pada awal kurun 20, ramai perempuan di negara industri membangun telah bermula bekerja gaji. Tetapi, pekerjaan ketika itu masih dikategorikan mengikut gender. Majoriti kaum perempuan bekerja hanya di industri tekstil, perkilangan dan perkhidmatan domestik. Keadaan berkerja dan gaji amat teruk sekali dan tertindas.Pada masa yang sama, penubunhan kesatuan sekerja jua mula berkembang dan pertikaian industri jua banyak berlaku, termasuk jua pekerja perempuan yang tidak berkesatuan jua turut mengadakan aksi industri.

Pelbagai perubahan telah berlaku di sekitar kehidupan kaum perempuan sehingga mereka mengambil tindakan untuk memecahkan kongkongan politik terhadap kaum perempuan. Merata-rata kaum perempuan dari semua strata sosial di negara Eropah, Britain, Amerika dan jua termasuk segilintir dari Australia bermula dengan kempen bagi hak perempuan untuk berundi.

Di Amerika Syarikat pula, perempuan dari kesatuan sekerja dan jua perempuan dari latarbelakang professional yang bersikap liberal telah bersama melakukan kempen agar perempuan diberikan hak untuk mengundi. Mereka jua berjaya menubuh Persatuan Kesatuan Sekerja Perempuan (Women¡¯s Trade Union League: WTUL) yang membantu susunatur kaum perempuan yang bekerja untuk menuntut hak kebajikan konomi dan politik mereka. Ini adalah saat yang paling pahit dan muram bagi banyak kaum perempuan. Ini adalah kerana ramai di antara mereka terpaksa berhidup dalam situasi kerja yang amat buruk , menindas serta jua situasi rumahtangga yang penuh dengan kemiskinan dan keganasan.

Pada tahun 1908, iaitu hari Ahad terakhir pada bulan Februari, kaum perempuan sosialis di Amerika Syarikat telah menginisiatif perhimpuan kaum perempunan yang pertama.

Pada Hari Perempuan yang pertama ini, ramai berkumpul dan menuntut hak mengundi, ekonomi dan politik bagi kaum perempuan. Pada tahun seterusnya, 2,000 orang perempuan telah menghadiri perhimpunan Hari Perempuan di Manhattan.

Pada tahun 1909, pekerja perempuan buatan baju telah melancarkan mogok umum. Seramai 20- 30,000 orang pekerja perempuan buatan baju telah melancarkan mogok selama 13 munggu ketika musim salji yang sejuk. Mereka menuntut gaji dan keadaan berkerja yang lebih baik. Persatuan Kesatuan Sekerja Perempuan (WTUL) telah menyalurkan sokongan dengan membantu untuk mencari duit jaminan bagi pekerja yang ditahan ketika bermogok. Selain itu, sejumlah wang yang besar dikumpulkan bagi tabung mogok pekerja.

Pada tahun 1910, Hari Perempuan telah disussunatur oleh semua kaum sosialis dan feminis di seluruh negara. Pada tahun kemudian, mereka telah menghantar banyak wakil untuk menyertai Seminar Antarabangsa Perempuan Sosialis di Copenhagen. Perwakilan ini menghadir pesidangan ini dengan tujuan untuk mengusulkan bahawa Hari Permpuan dijadikan satu peristiwa internasional. Sejak itulah, budaya solidaritas internasional telah terbentuk menjadi satu persefahaman umum kaum pekerja perempuan yang tertindas. Solidaritas Internasional adalah prinsip sosialis yang penting, walaupun ia sering digunakan tanpa diketahui prinsip tersebut. Justeru itu, ide penyusunan perempuan dan menyususn perempuan sebagai sasaran tunggal secara politik adalah satu isu kontroversi.

Ia merupakan topik kontroversi, khasnya di dalam gerakan buruh sendiri.

Clara Zetkin, seorang aktivis terkenal di dalam gerakan sosialis demokrasi dan jua amat tersentuh dengan aksi mogok pekerja perempuan di Amerika Syarikat telah membuat usul penting dalam persidangan ini. Beliau telah menyampaikan satu cadangan bahawa semua kaum perempuan di seluruh dunia seharusnya memilih satu hari untuk membuat tuntutan mereka pada setiap tahun.

Persidangan yang dihadiri hampir 1,000 lebih orang perempuan dari 17 buah negara , mereka adalah perwakilan dari kesatuan sekerja, parti sosialis, kelab perempuan yang bekerja dan jua termasuklah tiga orang wakil rakyat yang baru terpilih di parlimen Finnish. Mereka semuanya menyambut baik sekali kepada cadangan tersebut. Dengan ini, terbentuklah Hari Perempuan SeDunia yang telah dipsersetujui semua di Persidangan Copenhagen.

Persidangan ini juga menegaskan bahawa peri pentingnya hak mengundi bagi kaum perempuan. Ia membantah sistem mengundi yang beasaskan hak hartabenda seseorang serta jua hak universal tanpa kira jantina, semua kaum lelaki dan perempuan dewasa berhak mengundi.

Dalam persidangan ini, beberapa usul jua telah diluluskan. Antaranya ialah hak menikmati faedah bersalin bagi ibu yang telah berkahwin saja. Walaupun usul jua dibuat oleh Alexandra Kollontai dari Rusia agar ibu yang tidak berkahwin jua berhak menuntut faedah bersalin. Namun, ia gagal menerima sokongan akhirnya.

Selain itu, usul jua diluluskan yang berkaitan dengan penentangan kepada aktiviti kerja malam kerana ia akan merosakkan kesihatan kaum perempuan yang bekerja. Walaubagaimanapun, usul ini pernah dibantahkan oleh perwakilan pekerja perempuan dari negara Swedish dan Danish. Mereka membantah kerana kerja malam adalah aktiviti asas dan penting untuk sara hidup mereka.

Hari Perempuan Sedunia Pertama

Hari Perempuan Sedunia yang pertama kali telah disambut pada 19 Mac 1911 di negara German, Austria, Denmark dan negara Eropah yang lain. Tarikh ini telah dipilih oleh kaum perempuan German kerana pada thahun 1948, Raja Prussian ditumbang oleh massa yang bangkit melawannya. Raja ini telah banyak membuat pelbagai janji reformasi, termasuklah satu janji yang belum dipenuhinya, iaitu, memberikan kaum perempuan hak mengundi. Satu million risalah telah disebarkan di seluruh German sebelum hari 19 Mac. Risalah ini menyeru semua bangun dan bertindak untuk menuntut hak mengundi.

Antara aksi-aksi sedunia ini, peristiwa yang paling dikenangi adalah persitiwa IWD yang dijalankan di Petrograd (sekarang St Petersburg) pada Mac tahun 1917. Walaupun pekerja perempuan tekstil telah diberi amaran agar tidak menyertai mogok IWD dan malah dikurung di dalam kilang mereka. Namun, semua pekerja perempuan ini tetap berjaya turun dan membanjiri jalanraya pada hari IWD 7 Mac.

Semua isteri, anak perempuan dan jua ibu kepada askar-askar yang selama ini ditindas serta jua pekerja seks yang jua ditindas turut membangkit pada hari tersebut. Mereka dengan berani dan marahnya telah menuntut segala penghinaan dan kesengsaraan jua kelaparan yang mereka alami sejak tiga tahun lepas harus diakhiri dan dihapuskan sekali.

Dengan kekuatan perhimpunan dan jua semangat ghairah mereka telah merebak ke seluruh kota dan berjaya membentuk satu mogok dan demontrasi politik yang berlangsung berturut-turut beberapa hari lamanya. Akhirnya kuasa regim autokratik Tzar telah ditumbangkan dengan adanya aksi politik semua perempuan yang bertegas dalam aksi massa.

(Sumber: Pekerja Buatan Makanan Asia, Vol 30, No 3)