Menurut Adam, keengganan warga menggunakan hak pilih disebabkan beberapa faktor. Di antaranya, kejenuhan, minimnya sosialisasi KPU, dan minimnya tingkat pengenalan warga terhadap sosok calon gubernur. "Sebagai contoh, di Kota Madiun masyarakat harus memilih tiga kali, yakni Pilgub putaran I, Pilwali (Pemilihan Wali Kota), dan Pilgub putaran II. Selain itu, kinerja KPU Jatim juga tidak maksimal dalam mensosialisasikan pilgub."
Di tempat terpisah, anggota KPUD Jatim Arif Budiman mengaku pesimistis dengan tingkat partisipasi pemilih pada Pilgub putaran II. Menurut dia, minimnya partisipasi pemilih karena banyak TKI asal Jatim yang tidak menggunakan hak suara. Dia juga mengakui tidak maksimalnya sosialisasi. "Waktunya pendek sekali, sehingga kami hanya mengoptimalkan kemampuan yang ada," ujar Arif.
Berdasarkan hasil penghitungan cepat (quick count) beberapa lembaga survei seperti LSI, LSN, SSC, dan Puskaptis, pasangan Khofifah Indar Parawansa - Mudjiono (Kaji) unggul dibandingkan pasangan Soekarwo - Saifullah Yusuf (Karsa), dengan rata-rata perolehan suara 50,6% berbanding 49,3%. Hanya Pusat Studi Demokrasi dan HAM Universitas Airlangga yang melansir hasil survei kemenangan pasangan Soekarwo - Saifullah Yusuf dengan perolehan suara 50,1% : 49% Sumber : http://lakpesdamjombang.org/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar